Teori Struktural Fungsional - Perspektif Teori ini berasal dari Auguste Comte, seorang bapak sosiologi. Karya Herbert Spencer dan Emile Durkheim memperkuat tradisi teori ini. Sebagai antropolog, Malinowski dan Radcliffe Brown sangat dipengaruhi oleh teori Durkheim. Mereka mempengaruhi sosiolog Amerika Talcott Parsons, yang kemudian menyampaikan ide-ide tersebut kepada Robert K. Merton.
Teori Struktural Fungsional dalam Sosiologi Modern |
Dalam perkembangan sosiologi modern, perspektif teori struktural fungsional dianggap sebagai paradigma teori yang dominan. Perspektif ini sering disamakan dengan teori sistem, teori keseimbangan, teori konsensus, dan teori regulasi.
Sejarah Awal Munculnya Teori Struktural Fungsional
Semangat Renaissance muncul pada abad ke-17 di bawah Auguste Comte. Kemudian muncul kesadaran baru yang menganggap bahwa manusia tidak memiliki kekuatan untuk menjelaskan dan mengendalikan fenomena yang terjadi dalam masyarakat; aturan ditetapkan oleh yang "di atas", dan manusia memiliki "celah" untuk mengelolanya. Pada abad ke-17, pencerahan, di mana orang bebas mencari dan menemukan "kebenaran", mendorong perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan positivisme. Perkembangan ini membawa perubahan besar pada tatanan kehidupan di Eropa, terutama di Perancis.
Bersamaan dengan revolusi politik dan perubahan nilai, Renaissance memicu pendidikan untuk menghasilkan ilmuwan sosial yang mampu membangun landasan baru dengan lebih fokus pada pembentukan keseimbangan, harmoni, dan tertib sosial. Oleh karena itu, revolusi pengetahuan-terutama positivism yang melahirkan ilmu alam diwarnai oleh teori struktural fungsional. Selanjutnya, teori ini lebih banyak mengambil inspirasi dari teori sistem organis.
Sistem organik ini menggambarkan masyarakat atau masyarakat seperti sistem tubuh manusia; sistem tubuh manusia terdiri dari subsistem yang tidak terpisahkan yang memiliki fungsi dan peran masing-masing. Begitu juga dengan masyarakat, yang terdiri dari individu dan membentuk sistem sosial yang tidak terpisahkan, masing-masing subsistem memiliki fungsi dan peran sendiri-sendiri. Para pelopor ilmu sosiologi telah memperhatikan studi struktur dan fungsi.
Struktur dan Dinamika Sosial Teori Struktural Fungsional
Auguste Comte membangun fondasi untuk gagasan bahwa "masyarakat adalah laksana organisme hidup" dengan menyatakan bahwa sosiologi adalah studi tentang kedua aspek sosial: statika sosial (struktur) dan dinamika sosial (proses atau fungsi). Menurut sosiolog Inggris Herbert Spencer dari pertengahan abad ke-19, masyarakat adalah makhluk hidup.
- Baik masyarakat maupun organisme hidup berkembang.
- Struktur tubuh sosial (social body) dan tubuh organism hidup (living body) berkembang karena ukurannya meningkat. Bagian-bagian struktur sosial menjadi lebih kompleks seiring dengan ukurannya, seperti halnya sistem biologis yang menjadi semakin kompleks seiring dengan ukurannya. Binatang yang lebih kecil, seperti cacing tanah, hanya memiliki sedikit bagian yang dapat dibedakan daripada makhluk yang lebih sempurna, seperti manusia.
- Tiap bagian dari tubuh organisme biologis dan sosial memiliki fungsi dan tujuan tertentu: "mereka tumbuh menjadi organ yang berbeda dengan tugas yang berbeda." Tidak seperti paru-paru pada manusia, hati memiliki struktur dan peran yang berbeda; demikian juga, struktur keluarga tidak memiliki tujuan yang sama dengan sistem politik atau ekonomi.
- Dalam sistem organisme dan sistem sosial, perubahan pada bagian tertentu akan berdampak pada bagian lain dan pada akhirnya pada sistem secara keseluruhan. Keluarga, pendidikan, agama, dan aspek lain lainnya akan dipengaruhi oleh pergeseran sistem politik dari pemerintahan demokratis ke pemerintahan totaliter. Bagian-bagian itu berhubungan satu sama lain.
- Bagian-bagian ini, meskipun saling berhubungan, merupakan struktur mikro yang dapat dipelajari secara terpisah.
Oleh karena itu, sistem peredaran atau pembuangan menarik perhatian para ahli biologi dan medis, sedangkan sistem politik atau ekonomi menarik perhatian para ahli politik dan ekonomi.
Contoh Teori Struktural Fungsional
Menurut perspektif ini, konsep yang paling penting adalah struktur dan fungsi. Struktur biasanya dianalogikan dengan organ atau bagian-bagian anggota badan manusia, sedangkan fungsi menunjuk bagaimana bagian-bagian ini berhubungan dan bergerak satu sama lain. Perut, misalnya, adalah struktur, sementara pencernaan adalah fungsi.
Dalam contoh lain, organisasi angkatan bersenjata adalah struktur, sedangkan pertahanan negara adalah fungsi. Struktur terdiri dari beberapa bagian yang bergantung satu sama lain dan saling bergantung. Struktur sosial terdiri dari berbagai bagian masyarakat, seperti keluarga-keluarga, komunitas lokal, kelompok-kelompok, dan sebagainya. Status, posisi yang ditentukan secara sosial yang diperoleh seseorang karena kelahiran atau pencapaiannya dalam masyarakat, adalah konsep yang sangat penting untuk memahami konsep struktur.
Dalam masyarakat, jaringan status ayah-ibu menghasilkan keluarga sebagai sistem sosial; jaringan pelajar-guru-kepala sekolah-pegawai-tata usaha menghasilkan sekolah sebagai sistem sosial, dan seterusnya. Setiap status memiliki komponen dinamis yang disebut peran, atau peran. Seseorang yang berstatus ayah tidak memiliki peran yang sama dengan seseorang yang berstatus anak.
Sistem sosial memiliki fungsi tertentu yang memungkinkan masyarakat dan individunya hidup. Masing-masing dari mereka melakukan tugas yang bermanfaat untuk menjaga dan menstabilkan masyarakat sebagai sistem sosial. Misalnya, lembaga pendidikan memberikan pengetahuan atau keterampilan, lembaga agama memenuhi kebutuhan agama, keluarga membantu anak sosialisasi, dan sebagainya. Para pendukung struktural fungsional berpendapat bahwa sistem cenderung berada dalam keadaan keseimbangan atau keseimbangan sepanjang waktu.
Fungsi Sistem Sosial dalam Teori Struktural Fungsional
Salah satu komponen sistem mempengaruhi dan mempengaruhi bagian lain yang saling berhubungan satu sama lain. Setiap sistem sosial memiliki dua tugas utama, yaitu :
- fungsi yang dapat dilakukan oleh sistem dan;
- konsekuensi dari fungsi tersebut.
Mata, misalnya, berfungsi untuk melihat sesuatu di sekitarnya. Fungsi utama mata adalah memungkinkan orang untuk belajar, bekerja, dan melihat bahaya yang akan datang. Salah satu tugas utama lembaga pemerintahan dalam masyarakat adalah menegakkan peraturan. Selain itu, mereka memiliki tugas tambahan seperti mengatur perekonomian, menarik pajak, menyediakan berbagai fasilitas sosial, dan sebagainya.
Menurut Robert Merton, pemikir dari perspektif ini, sistem sosial dapat memiliki dua fungsi: fungsi manifes yang diharapkan dan diakui dan fungsi laten yang tidak diharapkan dan tidak diakui. Misalnya, lembaga pendidikan taman kanak-kanak memiliki tujuan manifes untuk memberikan dasar-dasar pendidikan bagi anak-anak sebelum masuk ke jenjang sekolah dasar. Selain itu, mereka memiliki tujuan lain, seperti memberi pekerjaan kepada guru TK, membantu orang tua mengasuh anak selagi orang tuanya bekerja, dan sebagainya. Robert Merton berpendapat bahwa tidak semua komponen sistem selalu berfungsi, yang berarti bahwa tidak semua komponen selalu memastikan kelangsungan sistem.
Beberapa hal telah menyebabkan sistem tidak stabil dan bahkan dapat rusak. Misalnya, tingkat interaksi yang intens dan kaku dalam keluarga dapat menyebabkan disfungsi, antara lain dalam bentuk kekerasan dan perlakuan kasar atau penyiksaan pada anak. Ini disebut sebagai disfungsi oleh Merton.
Perspektif dan Asumsi Teori Struktural Fungsional
Para penganut perspektif struktural fungsional ini berusaha untuk mengetahui bagian-bagian atau komponen-komponen suatu sistem dan memahami bagaimana bagian-bagian ini berhubungan satu sama lain dengan melihat fungsi manifes dan latennya.
Kemudian mereka menganalisis apa yang menyebabkan kerusakan dan apa yang memberi kontribusi untuk kelestarian sistem. Dalam situasi seperti ini, suatu komponen dapat berfungsi dalam satu sistem tetapi tidak berfungsi di sistem lain. Misalnya, ketaatan pada suatu agama dapat membantu membentuk umat beragama, tetapi tidak dapat membangun persatuan berbagai etnik yang beragam agamanya.
Perspektif Teori struktural fungsional
Teori struktural fungsional menekankan harmoni dan keseimbangan. Berikut adalah asumsi yang mendasarinya:
- Masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem yang kompleks dengan banyak bagian yang saling berhubungan dan bergantung satu sama lain. Setiap bagian memiliki dampak yang signifikan terhadap bagian lainnya.
- Setiap bagian dan masyarakat tetap ada karena mereka melakukan tugas penting untuk menjaga eksistensi dan stabilitas masyarakat. Masyarakat secara keseluruhan; oleh karena itu, eksistensi satu bagian tertentu dari masyarakat dapat dijelaskan hanya dengan mengetahui fungsinya bagi masyarakat secara keseluruhan.
- Setiap masyarakat memiliki mekanisme untuk mengintegrasikan diri; meskipun integrasi sosial kadang-kadang tidak sempurna, sistem sosial selalu bergerak ke arah itu.
- Perubahan sistem sosial biasanya tidak terjadi secara revolusioner, tetapi biasanya terjadi melalui proses penyesuaian.
- Kesepakatan antara anggota masyarakat terhadap nilai-nilai tertentu adalah komponen terpenting yang menggabungkan masyarakat.
- Komunitas biasanya menghasilkan keseimbangan atau homeostasis.
Asumsi Teori struktural fungsional
Menurut Tjipto Subadi, Teori Struktural Fungsional mengacu pada gagasan bahwa:- Masyarakat harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh yang terdiri dari berbagai bagian yang saling berinteraksi;
- Hubungan yang ada dapat bersifat satu arah atau timbal balik;
- Sistem sosial yang ada bersifat dinamis, sehingga penyesuaian yang ada tidak perlu mengubah sistem sebagai satu kesatuan yang utuh; dan
- Integrasi yang sempurna dalam masyarakat tidak pernah ada. Namun, kelembagaan akan menanganinya.
- Perubahan akan terjadi secara bertahap dan perlahan sebagai hasil dari adaptasi dan penyesuaian.
- Perubahan adalah hasil dari penyesuaian dari luar, yang ditingkatkan oleh inovasi dan diferensiasi, dan
- Nilai-nilai yang sama mengintegrasikan sistem, jadi gagasan dasar teori ini adalah bahwa masyarakat adalah sistem dari bagian-bagian yang saling berhubungan.
Dalam masyarakat, hubungan ganda dan saling mempengaruhi. Sistem sosial pada dasarnya cenderung stabil dan berubah-ubah. Pada akhirnya, perubahan dan institusionalisasi akan menyelesaikan disfungsi, ketegangan sosial, dan penyimpangan sosial. Sistem sosial tidak berubah secara revolusioner; mereka berubah melalui penyesuaian. Konsensus adalah komponen utama integrasi.
Karena asumsi dasar teori struktural fungsional yang disebutkan di atas, perhatian besar diberikan kepada pengendalian efektifitas hukum keteraturan serta elemen-elemen yang membentuk kesatuan masyarakat. Oleh karena itu, teori ini lebih dikenal sebagai teori konsensus atau teori regulasi. Didasarkan pada filsafat realisme dan positivisme, pandangan-pandangannya cenderung deterministik, dengan struktur menentukan perilaku atau tindakan. Akibatnya, tradisi ini lebih memilih pengetahuan yang tidak etis daripada normatif.