Pemanfaatan dan Konservasi Tanah |
Pemanfaatan Tanah
Tanah adalah akumulasi tubuh alam yang bebas dan menduduki sebagian besar permukaan bumi. Tanah mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat-sifat tertentu, sebagai akibat dari pengaruh iklim dan jasad-jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Sebagai sumber daya alam fisik, tanah berperan penting bagi kehidupan manusia, diantaranya adalah:
Tanah digunakan untuk tempat tinggal dan tempat melakukan kegiatan.
Tanah sebagai tempat tumbuh vegetasi yang berguna bagi kepentingan manusia
Tanah mengandung mineral dan barang tambang yang berguna bagi manusia.
Tanah sebagai tempat berkembangnya hewan yang berguna bagi kepentingan manusia.
Seperti yang kita ketahui tanah memberikan manfaat yang banyak bagi kehidupan manusia dan lingkungan, sehingga menjaga kesuburan dan mengurangi kerusakan tanah harus dilakukan. Berikut usaha yang dapat dilakukan dalam upaya menjaga kelestarian tanah.
Usaha Menjaga Kesuburan Tanah dan Mengurangi Erosi Tanah
Kesuburan tanah dapat dijaga dengan usaha-usaha sebagai berikut.
Pemupukan dengan menggunakan pupuk hijau, pupuk kandang. pupuk buatan, dan pupuk kompos.
Membuat sistem irigasi yang baik, misalnya membuat bendungan.
Membuat hutan-hutan cadangan pada lereng-lereng gunung.
Menanami lereng-lereng pegunungan dan perbukitan yang telah gundul.
Melakukan praktik bertani di lahan miring secara benar.
Untuk menjaga kestabilan lahan pertanian daerah miring dan mengurangi tingkat erosi tanah, diperlukan beberapa langkah sebagai berikut.
Terasering, yaitu menanam tanaman dengan sistem teras untuk mencegah erosi tanah.
Contour farming, yaitu menanami lahan mengikuti garis kontur, sehingga perakaran tanaman dapat menahan tanah.
Pembuatan tanggul pasangan (gulud) untuk menahan hasil erosi.
Contour plowing, yaitu membajak lahan searah garis kontur sehingga terbentuk alur-alur horizontal.
Contour strip cropping, yaitu bercocok tanam dengan cara membagi bidang-bidang tanah dalam bentuk sempit dan memanjang mengikuti garis kontur sehingga bentuknya berkelok. blok. Tiap bidang ditanami tanaman yang berbeda-Deda secara berselang-selang (tumpang sari).
Crop rotation, yaitu usaha pergantian jenis tanaman supaya tanah tidak kehabisan unsur hara tertentu akibat diserap oleh salah satu jenis tanaman.
Reboisasi, yaitu menanami kembali hutan-hutan yang gundul.
Jenis-Jenis Tanah
Beberapa jenis tanah diantaranya adalah:
Tanah Organosol atau Tanah Gambut.
Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu-lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan agak lekat, dan kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra, Kalimantan, dan Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman tinggi.
Tanah Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat di daerah datar sepanjang aliran sungai.
Tanah Regosol.
Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia.
Tanah Latosol
Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300-1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut.
Tanah Grumusol
Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar di daerah iklim subhumid atau subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun.
Tanah Podsolik
Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih 2.500 mm/tahun. Tekstur lempung hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang, warna merah, dan kering.
Tanah Podsol
jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran di daerah beriklim basah, topografi pegunungan, misalnya di daerah Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan Papua Barat Kesuburan tanah rendah
.
Tanah Andosol
Tanah jenis ini berasal dari bahan induk abu vulkan. Penyebaran di daerah beriklim sedang dengan curah hujan di atas 2.500 mm/tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai di daerah lereng atas kerucut vulkanik pada ketinggian diatas 800 meter. Warna tanah jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga hitam.
Tanah Mediteran Merah Kuning
Tanah jenis ini berasal dari batuan kapur keras (limestone). Penyebaran di daerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah coklat hingga merah. Khusus tanah mediteran merah kuning di daerah topografi karst disebut Terra Rossa".
Hidromorf Kelabu
Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, dan warna kelabu hingga Kekuningan.
Terimakasih Semoga Bermanfaat !!
Baca Juga : Pengertian Lapisan Tanah atau Horizon Tanah Beserta Tingkatannya dan Penjelasannya